Diet Sehat Dengan Overnight Oat
Mendambakan berat badan yang ideal tentu menjadi dambaan setiap orang. Tidak seorang pun yang ingin memiliki berat badan berlebih atau kegemukan (obesitas). Memiliki berat badan berlebih, selain mudah lelah ternyata juga rentan terserang penyakit berbahaya seperti jantung dan diabetes.
Di jaman yang serba modern ini, semakin banyak terobosan baru dalam upaya membantu menurunkan berat badan dengan instan dan mudah, baik melalui obat-obatan maupun makanan. Saat ini semakin banyak beredar cara diet sehat dengan menggunakan makanan alternatif pengganti berbentuk cairan ataupun makanan pada yang rendah lemak. Misalnya jus buah dan sayur (smoothies). Baru-baru ini, nama yang melejit adalah overnight oat.
Keberadaan oat sudah sejak lama dikenal sebagai bahan makanan untuk diet sehat. Oat yag biasa diseduh dengan air atau susu dalam mangkuk bubur ini biasa dimakan pada pagi hari. Sebagai sumber karbohidrat sehat yang rendah lemak, oat juga sangat baik untuk mencegah penyakit jantung. Namun jika berbicara mengenai overnight oat, sebenarnya tidak jauh berbeda dengan menyeduh oat dengan air panas biasa.
Overnight oat tidak menggunakan teknik pemasakan sama sekali. Cara penyiapannya cukup direndam dalam cairan, baik susu, air tawar biasa, maupun yoghurt dan dimasukkan ke dalam kulkas semalaman. Keesokan harinya, oat yang sudah lunak ini bisa disantap bersama topping favorit, seperti potongan buah, kacang-kacangan, dan lain-lain. Di dalam oat terkandung zat phytate yang merupakan zat antinutrisi yang dapat menganggu penyerapan mikronutrisi. Perendaman dalam overnight oat itu dimaksudkan untuk menghilangkan phytate tadi.
Menghilangkan phytate bisa juga dilakukan dengan cara memasak. Jadi, merendam oat semalaman itu hanya sebagai alternatif pengolahan dan akhirnya menjadi tren yang cukup memikat para pelaku diet sehat untuk menerapkan makanan tersebut setiap harinya.
Berbicara mengenai diet sehat, sebenarnya boleh saja dilakukan. Namun harus tetap dalam pengawasan dokter yang ahli di bidangnya agar tidak terjadi penurunan badan yang dratis. Jika terjadi penurunan berat badan drastis bisa menyebabkan orang tersebut kehilangan nutrisi harian yang dibutuhkan.
Tidak hanya oat, makanan-makanan dalam bentuk cairan atau segala sesuatu yang kalorinya rendah itu biasanya menyehatkan. Biasanya makanan-makanan itu sudah di-suplemen oleh berbagai macam zat gizi. Rata-rata makanan tersebut dibuat untuk kebutuhan 2.000 kalori per hari, termasuk serat-serat di dalam oat, sayur, dan buah dalam bentuk liquid (cairan).
Selain itu, ternyata orang yang melakukan diet sehat harus taat dalam mengatur pola malanannya. Apabila orang normal membutuhkan 1.200 kalori per hari, maka lengkapi degan jumlah tersebut dan jangan ditambah porsinya dengan makanan lain. Tetapi untuk melakukan diet seperti ini bagi orang yang gemuk harus dilakukan secara bertahap. Tidak bisa langsng dikurangi secara drastis karena bisa jadi malam membuat tubuhnya kaget dan menjadi lemas.
Menurut dokter sekaligus pemerhati gaya hidup, Grac Judio Kahl, pelaku diet yang mendambakan penurunan berat badan dengan cepat sebenarnya tidaK baik. Karena normalnya dalam satu pekan, berat badan seseorang hanya boleh turun 1,5 – 2,0 kg.
Penurunan berat badan secara drastis pada awal diet memang wajar, karena yang terbuang rata-rata hanya cairan di dalam tubuh. Tapi setelahnya rata-rata hanya boleh turun tidak lebih dari 2,0 kg dalam satu pekan. Untuk itu penerapan pola diet dan asupan nutrisi harus diimbangi dengan olahraga. Vitamin, protein dan sedikit lemak di dalam makanan diet berupa cairan maupun oat harus pula mencukupi kebutuhan lemak serta karbohidrat harian sebesar 15%. Apabila hanya mengambil sumber energi dari protein saja dikhawatirkan akan memberatkan kerja ginjal. Bukan berarti lemak tidak boleh dikonsumsi, tetapi lemak lebih baik dibatasi tak kurang dari 30%.
Secara keseluruhan, diet sehat memiliki banyak keuntungan. Diantaranya agar mandapatkan tubuh ideal, menyehatkan metabolisme tubuh, meningkatkan daya tahan tubuh, serta menyehatkan organ-organ tubuh.
Namun sekali lagi, penerapannya harus dilakukan dengan benar dan dikonsiltasikan terlebih dahulu dengan dokter. Tujuannya tak lain agar tidak menganggu kerja organ tubuh yang sesungguhnya.
# Dinukil dan diadopsi dari harian Republika oleh Agusono